Monday, August 1, 2016

Misteri Gobekli Tepe, Kuil Tertua?

Terdapat tempat pemujaan di daerah timur Anatolia yang dinamai Gobekli Tepe. Pertama kali di temukan tahun 40-an, saat itu dianggap sebagai peninggalan era byzantium awal. Seorang arkeolog Jerman Klaus Schimdt mendatangi tempat tersebut lagi dan tidak setuju dengan hipotesis tersebut karena melihat banyaknya alat-alat dari jaman neolitik disana, dan beranggapan bahwa situs tersebut berasal dari jaman batu yang lebih tua. Di danai oleh sebuah lembaga di Jerman dia kemudian melanjutkan penggalian disitu dan menemukan lebih banyak lagi. Peta diatas menunjukkan letak Gobekli Tepe.

Lewat dari sebuah situs yang menyediakan tulisan-tulisan riset (academia.edu), saya mencari-cari data dari situs tersebut.Walaupun tidak banyak tetapi saya mencoba menjabarkan apa yang saya baca dan telaah. Mungkin apa yang saya telaah tidak terlalu jelas atau bagaimana, mungkin para pembaca bisa menelisik lebih lanjut dengan mencari tulisan-tulisan di academia.edu tersebut. Dan juga saya belum mampu untuk menganalisis lebih lanjut jadi saya hanya menjabarkan apa yang saya baca dengan pemahaman saya.

Sebenarnya apa menariknya situs ini?.

Pertama-tama apa yang anda ingat dengan kebudayan berburu dan meramu?

Kebudayaan itu terjadi di zaman neolitik ketika manusia mulai mengurangi perburuan yang membuat mereka bergerak terus-menerus dan mencoba menetap dengan berkelompok-kelompok kecil. Kali ini saya tidak akan terlalu menjabarkan tentang kebudayaan ini tetapi pengaruh situs Gobekli Tepe ini terhadap teori tersebut. Jadi begini ketika manusia mulai menetap mereka mulai dapat menumbuhkan tumbuhan sebagai bahan-makanan sendiri dan setelah itu dikarenakan mereka mulai menetap mereka kemudian perlu untuk membuat sebuah pemukiman dan terjadilah sebuah kebudayaan yang lebih kompleks dari sebelumnya karena lebih banyak waktu untuk mengurusi hal lain selain perut hehe, pemikiran-pemikiran semakin berkembang, kepercayaan akan spiritualitas semakin bertambah jua.Kemudian manusia-manusia mulai membuat sebuah tempat-tempat pemujaan yang lebih besar dikarenakan semakin banyak pemeluknya dan banyak juga tenaga manusia sebagai pendukung terlaksananya bangunan besar itu, seperti Mesir dengan piramidanya, Maya dengan piramidanya juga, Borobudur dan lain-lain lah. Lalu kapan situs ini dibangun?, Klaus Schimdt berpendapat bahwa lewat analisan karbon di pilar berbentuk T yang tergali setelah penggalian lebih lanjut sekitar 9000 SM, dan juga tidak di temukan adanya jejak-jejak bekas pemukiman di daerah dekat situs tersebut. Jadi bangunan besar ini lebih dahulu dari peradaban tertua di dunia yaitu Sumeria. Jadi kemungkinan bangunan ini dibuat saat di jaman manusia dalam kebudayaan berburu dan meramu. Padahal seperti apa yang saya sebutkan diatas bahwa berburu dan meramu hanya berupa sekelompok manusia dan tidak mungkin dapat menyusun dan mengukir batu-batu besar tersebut karena belum banyaknya manusia yang berkumpul di satu tempat. Dari penemuan dan interpretasi Schimdt tadi bahwa di situs tersebut tidak ditemui bukti-bukti sekumpulan orang-orang menetap, jadi dia menganggap bahwa tempat ini memang dibuat oleh orang-orang berburu-meramu dari berbagai wilayah yang berjauhan dari situs. Jadi ada kemungkinan yang mengejutkan adalah bahwa tempat pemujaan itu dibuat sebelum revolusi dalam pertanian karena belum ditemukan bahwa ada pertanian sebelum saat itu. Apabila telah di temukan bukti bahwa ada jejak-jejak pertanian di daerah situ, berarti yang perlu di ubah adalah rentang waktu di temukannya revolusi tani tetapi karena tidak dan apabila tidak di ketemukan ada kemungkinan bangunan ini bisa merubah teori sistem sosial masyarakat saat itu.

Baca Juga :




Terus apa anehnya dari hal itu?, bayangkanlah jika dulu sekumpulan 50-an orang terpisah-pisah dan bisa membuat tempat pemujaan sebesar itu. Untuk gambaran sebesar apa tempatnya tengoklah gambar ini.


Dan diperkirakan bakal lebih ada lagi lingkaran-lingkarang tempat pilar-pilar berbentuk T tadi.

dari dekat gobekli tepe
Ini gambaran lebih dekatnya dimana salah satu lingkarang tersebut.


Gambaran 3D nya
Bagaimana cara orang-orang tersebut menyusun batu-batu besar tersebut? Apabila belum ada bukti bahwa terdapat sekumpulan banyak orang di situs tersebut. Untuk perbandingan, di Nias pernah ada pemindahan batu Megalith dengan berat 5 ton dan untuk memindahkannya diperlukan lebih dari 400 orang jadi barang tentu pembangunan situs ini perlu lebih dari 400 orang, bila benar sungguh bisa mengubah rentang waktu diperkirakannya di temukan peradaban. Schimdt punya interpretasi begini jadi kemungkinan dulu pernah terdapat sebuah kepercayaan yang di pegang oleh beberapa kelompok di berbagai wilayah tersebut. lalu apakah ini tidak berbanding terbalik dengan kebudayaan masa tersebut dimana kepercayaan-kepercayaan besar muncul setelah para manusia mulai menetap dan bertani sehingga membentuk sebuah komunal besar. Apakah kemungkinan mereka membangunnya secara bertahap, tiap terdapat sekumpulan manusia sedang berpergian dan melanjutkan pembangunannya atau orang-orang disekitar situs tersebut berkumpul ke tempat tersebut dan membangunnya. Dari dua anggapan tadi bisa pahami dan dengan agak imajinasi apakah telah terjadi komunikasi secara luas antar kelompok tadi?. Itu satu, kemudian apabila terjadi komunikasi secara luas terus kenapa mereka masih hidup secara terpisah-pisah dan hanya berkumpul bersama ke tempat itu saja?. Ataukah kemungkinan kedua dari pikaran saya sendiri mereka memang hidup terpisah tetapi ada suatu kekuatan yang membuat mereka berkumpul ketempat itu entah kekuatan spiritual atau apalah. Karena peninggalan jaman batu biasanya berupa dolmen ataupun menhir itupun sementara karena mereka hanya menetap secara sementara disana dan kemudian menhir dan dolmen saya pikir masih mudah untuk didirikan daripada bangunan komplek Gobekli Tepe ini yang membutuhkan banyak orang untuk pembangunannya.


Bangunan ini mungkin bisa menjadikan teori yang ada sekarang perlu di edit kembali dan bisa jadi atau bisa saja terdapat kebudayaan yang besar sebelum Sumeria dan hilang entah karena apa. Dengan cocoklogi bisa semua terjadi seperti mitos sumeria tentang gilgamesh dan banjir besar yang menghancurkan peradaban sebelumnya ini bisa saja situs ini. Atau letak Gobekli Tepe berjarak 30 mil dari Urfa tempat dimana Abraham dilahirkan menurut kepercayaan tradisional dan di salah satu kitab diceritakan bahwa Abraham memotong arca-arca kotanya dimana kotanya adalah penghasil arca mungkin ini adalah cocoklogi yang terlalu dipaksakan. Keberadaan Gobekli Tepe ini dimana dalam rangkaian rantai sejarah manusia ini masih terus dicari, belum apa maksud orang-orang membuat bangunan ini , ketepatan dengan rasi bintang tertentu yang bisa dilihat dari sebuah lubang pengamat di situs ini, hewan-hewan yang diukir di pilar-pilar dengan maksud apa dan berarti apa.

Seperti Klaus Schimdt bilang bahwa menurutnya kebudayaan manusia tidak muncul karena dorongan dari lingkungan tetapi dari pikiran manusia atau bahkan dalam tanggapan saya dan imajinasi saya juga dari kekuatan yang belum dipahami dan dianggap masih bias saat ini.






1 comment: