Para Peramal Pembantu Detektif Jerman

Peramal, paranormal dan profesi-profesi yang sejenis lainnya mungkin sekarang sudah dianggap tabu dan sebelah mata karena dengan majunya perkembangan teknologi, kegiatan-kegiatan tersebut akhirnya tidak di percaya lagi untuk kegiatan sehari-hari. Mungkin di kota-kota besar hal-hal ersebut jarang ditemui tetapi di daerah-daerah yang masih kental akan budayanya apalagi Indonesia ini masih banyak di temui di daerah-daerah tertentu.

Meskipun sekarang dipandang sebelah mata. Sebenarnya profesi peramal, paranormal pernah di percaya oleh beberapa instansi pemerintah untuk melakukan tugasnya dikarenakan tidak berhasilnya cara-cara ilmiah yang digunakan kala itu.

Sebagai contoh salah satu instansi pemerintah yang menggunakan jasa profesi-profesi tersebut adalah Unit Kepolisian di Jerman pasca Perang Dunia I dan sebelum Perang Dunia II. Dikarenakan kala itu perilaku-perilaku kriminalisme sedang naik drastis dan para detektif-detektif kepolisian tidak dapat menemukan pelaku-pelakunya melalui sistem-sistem investigasi berdasarkan sains terapan di kala itu, mereka lari menuju para peramal, cenayang ataupun paranormal untuk membantu mereka menemukan para pelaku.

Seperti di salah satu publikasi tulisan dari seorang detektif Berlin bernama Busdorf, tulisannya menjelaskan sebuah situasi kriminal pembunuhan di gubug daerah hutan dekat kota kecil Mugeln Mei 1921. Busdorf menemukan sedikit sekali bukti di tkp seperti jejak kaki, sidik jari dll dikarenakan sistem investigasi dan metode-metode sains kala itu tidak secanggih sekarang untuk menemukan bukti-bukti yang sangat mendukung sulit sekali. Busdorf yang kelelahan dan kesusahan untuk menyelesaikan perkara tersebut menghubungi salah satu peramal bernama Luise Diederich dan Marie Hessel saudarinya yang seorang hipnotis, yang telah berhasil di beberapa kasus serupa. Melalui kemampuannya, mereka membuat reka ulang adegan ketika perisitwa tersebut terjadi melalui para saksi mata. Entah dengan teknik supranatural seperti apa, dengan melalui hal tersebut peramal tersebut menjelaskan ciri-ciri pembunuh dan pihak kepolisian menemukan pistol dengan kaliber yang sama dengan peluru yang ditemukan di lokasi kejadian.

Baca Juga :
Pengertian Kesadaran Manusia
Pembunuhan Berantai Zodiac Killer
Candi Borobudur, Pawon, Mendut Terhubung Garis Lurus

Lewat pemaparan publik yang bersifat resmi tersebut, kecil kemungkinan si penulis mengada-ada hal tersebut. Tetapi kenapa bisa para detektif yang seharusnya pemikirannya berdasar data faktual mempercayai para cenayang ini?. Sebenarnya kepercayaan mayoritas masyarakat kala itu masih sangat besar dengan hal-hal berbau supranatural tersebut, pada akhir abad ke-20 di saat masyarakat masih pragmatis terhadap sains dan segala jenis keilmuan terapan lainnya hal-hal seperti occult, paranormal, cenayang, telepati lah yang kala itu sedang booming atau nge trend. Kemudian setelah perang dunia pertama terjadi dan Jerman posisinya kalah saat itu, sehingga ekonomi sedang jatuh-jatuhnya angka kriminalitas pun bertambah sehingga banyak sekali kasus-kasus yang tidak tertangani oleh pihak kepolisian dan karena hal-hal yang berbau supra-supra tersebut masih lazim dilaksanakan akhirnya larilah para detektif-detektif ini ke para perambah dunia supranatural tersebut. Dan juga hal yang paling mendasar alasan mereka lari ke para paranormal tersebut adalah ke skeptisan terhadap metode-metode sains yang belum canggih dan belum bisa membantu para detektif untuk menemukan bukti-bukti di lokasi kejadian kriminal.


Sebenarnya masih ada lagi salah satu publikasi yang menjadi bukti campur tangan para paranormal ini atau yang bisa disebut telepatis kriminal (criminal-telephatic) ini. Dan tulisan-tulisan laporan-laporan yang menyebutkan campur tangan mereka ini tidak cuman satu saja tetapi banyak. Dan dari tulisan laporan tersebut ada yang berhasil menemukan dan ada juga yang tidak membawakan hasil, jadi campur tangan para telepatis kriminal ini tidak melulu berhasil. Dan yang sebenarnya sulit adalah walaupun para kriminal ini berhasil di tangkap lalu bagaimana penjelasan perkara dan bukti-bukti yang di ajukan saat persidangan di peradilan. Berdasarkan tulisan yang saya baca ini mungkin karena di karenakan tingginya angka kriminalitas di saat itu pihak pengadilan pun meng iyakan kegiatan-kegiatan kepolisian yang menggunakan campur tangan para telepatis kriminal ini.

Campur tangan para telepatis kriminal ini tetap membooming hingga tahun 1930-an. Lalu mulai menurun penggunaannya dikarenakan beberapa hal. Seperti, mulai ditemukan metode-metode baru dalam sains yang membantu pihak detektif dalam mengumpulkan bukti di lokasi kejadian seperti sidik jadi, jejak kaki dll. Dan juga mulai sadarnya para pihak kepolisian ini akan campur tangan telepatis kriminal ini membuat budget mereka melonjak dikarenakan seringnya para polisi ini melakukan penggeledahan secara mendadak terhadap rumar-rumah yang dicurigai berdasarkan deskripsi para peramal, lalu setelah ditimbang masak-masak bahwa pemanggilan para telepatis kriminal ini memakan waktu-waktu berharga para pihak kepolisian tersebut. Dan juga ada lagi yang menjadikan para pihak kepolisian ini makin curiga karean para telepatis kriminal ini ada yang mempunyai keahlian hipnotis yang lihai, sehingga yang bukan tersangka pun bisa menjadi tiba-tiba tersangka karena di beberapa kasus terdapat beberapa yang menjadi tersangka dan di kemudian waktu di tanyai kembali mengenai kejadian-kejadian kriminal di kala itu dan ia menjawab bahwa ia tidak menahu apa-apa. Bagaimana mungkin para hipnotis ini bisa melakukannya saya juga tidak tahu-menahu perihal hal-hal tersebut karena sudah sangat di atas ambang kewajaran. Setelah beberapa komplain dari beberapa orang di pihak kepolisian tersebut sendiri akhirnya selang beberapa waktu para telepatis kriminal ini tidak di gunakan di kemudian hari.

Tetapi menilik dari hal tersebut, bahwa beberapa hal yang dikatakan supranatural-supranatural tersebut memang ada dan tidak nya bagaimana menjelaskannya bakalan sulit karena dengan kondisi masyarakat yang saat itu menganggapnya lazim dan kadang juga para telepatis kriminalis ini berhasil menemukan para tersangka dengan caranya yang sulit untuk di jelaskan. Mungkin mereka menggunakan hipnotis bukan untuk menemukan tersangka tetapi membuat tersangka, mungkin juga mereka memang menggunakan ramalan mereka untuk melihat kejadian di waktu lalu, dan mungkin juga mereka adalah orang-orang yang bisa melakukan deskripsi di waktu kejadian melalui saksi-mata dan tempat kejadian. Yang benar-benar dan merupakan fakta merupakan orang-orang yang dianggap orang lain bisa melakukan kegiatan supranatural ini adalah orang yang dipercayai para pihak kepolisian untuk membantu mereka menginvestigasi kejadian suatu perkara. Sedangkan saya mencoba memahami dan kadang percaya bahwa memang kegiatan-kegiatan supranatural tersebut ada nyatanya tetapi untuk orang-orang yang mengaku-ngaku bisa menggunakannyalah yang patut untuk di teliti lebih lanjut.