Wednesday, November 23, 2016

Pikiran Seorang Mad Scientist

Selama beberapa dekade para dokter-dokter terhebat dan para peneliti percaya bahwa kanker perut disebabkan oleh stress, makanan pedas dan terlalu banyak asam di lambung.
Barry Marshall tidak mempercayai itu. Marshall adalah seorang psikis dan peneliti mikrobiologi dari Australia dan dia percaya bahwa tukak lambung bukan hasil dari hidup yang tidak higienis ataupun kebanyakan makanan pedas. Malahan dia percaya penyakit itu disebabkan oleh bakteri. Lebih tepatnya, Marshall percaya bahwa tukak itu disebabkan oleh Helicobacer plori. Meskipun terdapat masalah dalam teorinya tersebut:

Marshall dan partner labnya adalah hanya orang yang percaya mengenai ini. Meskipun dengan kepercayaannya tersebut. Marshall tidak bisa membuktikan keterkaitan antara bakteri itu dan tukak babi di dalam eksperimen laboratoriumnya dan uang penelitiannya semakin menipis. Sementara, ribuan orang tetap meninggal karena kanker perut setiap tahunnya.



Seorang Mad Scientist


Dengan situasi seperti itu, Marshall memutuskan untuk meyelesaikan masalah tersebut dengan tangannya sediri dan membuat eksperimen sains pribadi dengan kategori paling gila.

Di bulan Juli tahun 1984, Marshall memegang cairan yang berisi Helicobacter pylori dan mulai menelannya. Dia “meminumnya dengan satu tegukan dan kemudian berpuasa di sisa hari itu.” Oleh psikis lain Siddhartha Mukherjee, Marshall telah “menelan sebuah karsinogen untuk membuat kondisi pra kanker di dalam perutnya.”

Tiga hari berikutnya, Marshall mulai merasa sakit. Dihari ke 5, dia mulai muntah-
muntah dan berlanjut sampai tiga hari kemudian. Dan saat itu juga, rekan-rekannya mengambil sampel dari bakteri di dalam perut Marshall dan merekam kondisi psikologis yang berubah terhadap Marshall ketika mulai terkembang beberapa gastritis di dalam perutnya. Setelah dua minggu dalam kondisi neraka, Marshall mempunyai bukti yang dia butuhkan dan dia mulai mengambil antibiotik.

Beruntungnya, dia berhasil menjalani penyembuhan total. Dalam satu bulan, Marshall dan rekan-rekannya mengirimkan eksperimen dan hasilnya ke Medical Journal of Australia untuk publikasi. Bukan hanya mereka telah membuktikan bahwa Helicobater pylori adalah penyebab dari tukak lambung, mereka juga memperlihatkan perubahan penting dalam fase kanker perut. Marshall dan partner laboratoriumnya, Robin Warren, mendapat hadiah Nobel pada tahun 2005 dalam Physiology or Medicine untuk usaha mereka.





Gambar dari Helicobactery pylori dibawah mikroskop

Kekuatan dari Personal Science

Marshall adalah kasus ekstrim dari apa yang temanku Josh Kaufman menamakan “personal science”.

Barry Marshall adalah seorang mad scientist di kehidupan nyata. Dia meminum minuman yang berisi bakteri kanker dengan harapan menemukan kebenaran scientifiknya. Kisahnya adalah satu dari banyak kisah yang disebutkan di dalam buku fantastis, The Emperor of All Maladies.

Personal Science menunjuk kedalam gagasan untuk mengeksekusi eksperimen kecil dirimu dengan tujuan menemukan cara baru untuk menyelesaikan masalah dan mendapat hasilnya di kehidupan. Sementara untuk pembelajaran dan penelitian lainnya dilaksanakan dalam skala besar dan dipublikasikan didalam jurnal akademis, eksperimen personal science melibatkan satu orang saja dan fokus terhadap mendapat infromasi yang praktis dan sangat berguna.

Marshall menggunakan personal science untuk menuju ke tujuannya, dimana kau dan aku mungkin menggunakan personal science untuk membangun kebiasaan sehat baru atau mengembangkan kinerja saat kerja. Tujuan dari eksperimen mini ini menemukan hasil yang real atau nyata. Sebagai seorang penulis dan peneliti yang mencoba untuk menggabungkan sains dengan pandangan praktis, aku percaya filosofi ini sangat penting.

Mengapa?

Karena bagaimanapun sains dan teori yang kamu pahami, kamu tidak akan mendapatkan hasil di dalam hidupmu kecual kamu memiliki keberanian untuk mengambil aksi.





Melepaskan Mad Scientist dalam dirimu

Personal sains bukanlah sebuah alasan untuk melakukan hal yang ceroboh. Aku tidak, untuk sebagai contoh, merekomendasikan meminum tabung eksperimen berisi bakteri kanker. Aku bagaimanapun percaya bahwa mengeksekusi eksperimenmu sendiri dan mempunyai keinginan untuk mencobai hal akan membuat hidupmu lebih baik.
Ini adalah alasan kenapa:

Personal sains memaksamu untuk bergerak diluar rencana. Jika kamu ingin mempercepat pembelajaranmu, mengembangkan skill baru, dan mendapatkan hasil yang berguna, maka kamu harus mencoba hal baru. Sangat sering kita menunggu untuk mengambil aksi karena kita percaya untuk perlu membaca dan riset lagi. Bagaimana jika, sebagai alternatif dari kita menggunakan waktu kita untuk mencari strategi dan menggantinya untuk mengetes strategi yang telah kita punya? Dapat dikatakan bahwa praktek adalah hal yang paling kuat dalam pembelajaran.

Personal sains berisiko rendah. Tidak seperti hal gila yang Marshall lakukan, mungkin eksperimen yang kau dan aku lakukan berisiko kecil. Sangat jarang, kita menghadapi kasus mati atau hidup,tipe resiko kanker dalam perut. Biasanya, benteng yang membentengi kemajuan kita adalah ketidaknyamanan, keraguan, tidak percaya, dan taku akan dikritisi. Personal sains memaksa kita untuk bergerak melewati hal hal emosional tersebut dan melihatnya sebagai apa adanya yaitu membatasi kepercayaan.

Ini sebagai contoh:

"Berharap ingin mulai untuk menulis bukumu? Cobalah untuk memberhentikan aktivitas yang kamu senangi dan buat waktu untuk mencapai tujuan yang penting. Apa resikonya? Apakah kamu takut jika kamu melewatkan tv show favorit kamu?"

Personal sains membuat belajar akan kunci penyelesaian masalah. Kita sering membaca buku dan menggantungkan pada hasil riset untuk jawaban dari masalah kita. Mengetahui dimana mendapat informasi adalah skill yang berguna, tetapi kunci dari penyelesaian masalah yang baik adalah tidak mempunyai orang lain yang mengerjakan pekerjaanmu. Kunci dari penyelesaian masalah adalah keinginan untuk mencoba hal baru, memikirkan eksperimennya dan kemudian lakukan.





Melangkah ke Arena

Kita semua hidup di laboratorium yang berbeda-beda. Pojok kehidupanmu yang berisi pengalamanmu, fisikmu, lingkunganmu, temanmu, dan kepercayaanmu adalah sangat berbeda dengan milikku. Banyak hal fundamental yang dapat kamu terapkan dalam banyak masalah, tetapi bagaimanapun juga kamu adalahh yang harus menemukannya sendiri, kamu harus berani dan mau untuk melakukan sebuah eksperimen untuk mendapatkan hasilnya.

Biarkan jiwa mad scientist mu keluar sekarang dan selanjutnya. Melangkahlah ke arena dan tempatkan dirimu untuk melewati api. Kebenaran satu-satunya adalah yang bekerja kepadamu.

Terjemahan dari : http://jamesclear.com/barry-marshall karena bagusnya tulisan yang ia tulis saya rasa ingin bagikan teman-teman sejawat.

Baca juga :










Saturday, November 19, 2016

Misteri dan Pengertian Kesadaran Manusia

Apa yang akan kalian lakukan beberapa jam lagi, besok kalian ingin, kita sedang membaca tulisan ini, sedang makan itulah apa yang disebut dengan kesadaran manusia. Sadar dengan apa yang ingin dan sedang dan sudah dijalani. Pergerakan otot jantung, gerak usus, gerak otot lambung adalah gerakan yang terjadi dengan ketidak sadaran manusia. Dalam bidang ilmu cognitif sains dan nuerologi adalah bidang ilmu yang membahas tentang kesadaran dan ketidak sadaran manusia ini. Dalam lingkup pembahasan mengenai kesadaran manusia ini, telah ditemukan dua buah pokok masalah mendasar yang dihadapi oleh setiap ahli. Para ahli tidak hanya berasal dari bidang ilmu cognitif sains maupun neurologi saja tetapi dari bagian filosofi juga mengikuti karena dalam filosofi tentang kesadaran manusia begitu dibahas sejak dulu, sementara cabang ilmu cognitif sains dan neurologi ini karena dengan keterkembangan teknologi dan berkembangnya ranah ilmu manusia modern ini sehingga muncul.

Dalam pembahasan yang dilakukan oleh siapapun pihak yang membahas, ditemukan dua buah masalah seperti yang dituturkan tadi. Dua masalah tersebut disebut dengan “The Easy Problem” dan “The Hard Problem” yang saya artikan sendiri sebagai langkah memahami kesadaran manusia ini dengan “cara mudah” dan “cara sulit”.

1. The Easy Problem

Maksud dari easy problem ini bukanlah seserius yang anda pikirkan, maksud dari the easy way ini yang biasa dilakukan oleh para ahli neurologi dan cognitif sains adalah dapat dicontohkan seperti ini. Ketika kita menginjak paku dan perilaku kita tersebut direkam menggunakan sensor elektromagnetik di otak maka akan diketahui bagian otak mana yang bereaksi terhadap keadaan kita yang terkena paku tersebut dan kemudian menyambung ke syaraf manakah yang memicu sakit tersebut. Dan oleh para neurologi harus ada pemisahan terhadap kesadaran dan ketidaksadaran manusia terlebih dahulu agar seluruh aktifitas otak dapat terpetakan semua. Dalam penggunaanya seperti kata Daniel Dennet yang nanti juga akan dibahas, dalam pengaplikasiaanya ini para ahli neurologi bermasalah dengan yang namanya konsep dan oleh para ahli filosofi dapat dibantukan tetapi dengan jalan para ahli fisolofi juga memahami jalur-jalur neurologi ini.

2. The Hard Problem

Mungkin bisa dikatakan dengan kelanjutan dari The Easy Problem yang nampak bermasalah dengan konsep, apa yang bermasalah dengan konsepnya, setelah terpetakannya bagian otak yang bereaksi oleh rasa sakit yang timbul akibat dari tertusuk paku tersebut, sebenarnya apa yang memicu timbulnya rasa sakit tersebut?, dan terlebih lagi apakah itu sakit?. Masalah inilah yang membuat para sainstis kebingunan menghadapi problema seperti ini. Mungkin lebih ke apa itu rasa atau perasaan?.
Dan rasa inilah yang membingungkan para ahli sains, dimana dari masalah yang sulit tersebut, nampaknya kesadaran manusia tidak ditentukan oleh organ-organ kita, oleh keberadaan sususunan atom dan struktur dna kita, seperti David Chalmer mengatakan bahwa kesadaran kita berasal dari tuhan sendiri. Dalam sebuah tulisannya dimana dia membahas apakah zombie mempunyai kesadaran?. Zombie yang dimaksud Chalmer disini adalah seperti ini terdapat manusia buatan yang sama dengan kita, yang direkonstruksi sepeti kita, jumlah atom yang sama, letak atom yang sama, organ-organ yang sama tempatnya. Tetapi dalam perilakunya yang sama dengan kita si zombie ini tidak tahu rasanya menjadi kita ini.

Kenapa kita mempermasalahkan kesadaran kita sendiri, dan para ahli nampaknya tidak menemukan jalur keluar benarnya, karena seperti yang dikatakan tadi oleh David Chalmer, yang ditanggapi oleh Alan watts, pernyataan tersebut dapat membuat kita menulis ulang hukum fisika dimana fisika dalam menjelaskan hukum alam semesta mengatakan alam semesta terdiri dari materi fisik. Jika substansi tidak fisik ada seperti kesadaran manusia itu, maka hukum fisika harus ditulis ulang karena keberadaan substansi tidak fisik ini dapat mempengaruhi dunia fisik seperti ketika kaki kita terinjak paku dan langsung kita jatuh karena sakitnya.


Baca Juga :





Penolakan

Penolakan yang paling sering dibahas berasal dari Daniel Dennet seorang yang sudah terkenal seorang yang atheis dan seorang Profesor di Universitas Tuft. Dia mengatakan bahwa sesuatu seperti kesadaran manusia adalah yang dibuat-buat sama seperti tokoh-tokoh fiksi yang diciptikan dari sesuatu yang tidak ada. Dan kesadaran bukan berasal dari sesuatu yang tidak fisik seperti yang dikatakan Chalmer tetapi hanyalah proses input dan output atas informasi yang keluar dan masuk dari diri kita sehingga menghasilkan sesuatu seperti itu. Oleh Chalmer, Dennet sendiri disebut seorang zombie. Dalam penjelasan Dennet lainnya dia membandingkan dengan emas dan perak dimana yang membedakan emas dan perak hanyalah jumlah atomnya saja. Jadi kesadaran setiap orang berbeda karena jumlah atom di otaknya atau mungkin penyusunannya saja makanya oleh para ahli neurosains di petakan otak manusia mengenai tanggapan dan aksi di daerah mana saja yang bereaksi.

Misterianism

Dalam perkembangannya dan dari banyaknya pembahasan, tidak terdapat dan jalan keluar belum-belum juga dari sekian lama, oleh Colin Mcginn dia mengatakan “Bagaimana jika ini adalah masalah yang tidak mungkin diselesaikan oleh manusia kedepannya?”. Makanya dari situ dia menamakan situasi itu dengan misterianism, karena memang bakalan tetap menjadi misteri. Tetapi sebenarnya dari semua yang ada menurut saya tetap berada dalam kondisi misterianism karena pengamatan kita dari waktu ke waktu terus menerus berubah.

Pandangan Penulis

Kesadaran manusia sungguh adalah sesuatu yang mungkin sulit dipahami bahkan para ahli-ahli di sana pun saling berdebat satu sama lain, selamat datang di dunia yang penuh dengan ambiguitas dan kerancuan dimana pendapat tidak ada yang absolut mutlak karena kita saling membicarakannya dan mendiskusikannya. Saya tidak terlalu memahami mengenai neurosains maupun filosofi, tetapi sebagai seseorang yang memiliki kesadaran saya mencoba mengemukakan dengan tidak memihak alias memihak dengan diri sendiri, bukan bermaksud membuat pandangan sendiri tetapi mencoba pandangan memaparkan pandangan saya dengan pendangan orang lain yang telah mencerahkan. Saya bertanya-tanya juga apakah sebenarnya sadar itu, dan bukannya setiap manusia mempunyai kesadaran masing-masing sehingga setiap manusia mempunyai kesadaran berbeda-beda dan menjadikan orang-orang itu berbeda-beda pula. Seperti kata Chalmer yang membedakan kita dari zombie adalah kesadaran, tetapi apakah kita telah benar-benar sadar?. Apakah sadar itu berarti mengetahui diri kita sendiri ini dan membedakan dengan lainnya?. Setiap orang memiliki background latar berbeda-beda yang mempengaruhi pemahamannya, apakah pemahaman berkaitan dengan kesadaran. Jika sadar akan rasa seperti yang dikata Chalmer tadi dari tuhan maka sepertinya rasa sadar kita terus menerus berkembang karena setiap kita menemukan hal baru dan secara sadar kita memasukkannya kedalam kesadaran kita juga akan mempengaruhi kesadaran kita. Mungkinkah ada puncak kesadaran manusia?, mungkinkah itu juga yang dimaksud dengan orang-orang sebagai moksa?. Sedang dari pendapat Dennet tadi, bahwa kesadaran hanyalah proses lain dari input dan output yang terjadi di tubuh manusia. Berarti apa yang dimaksud dengan rasa adalah hal yang tidak ada dari pernyataannya tersebut, tetapi benarkah dia tidak perasa, karena kita tahu dia dari perilaku luarnya saja tetapi tidak merasakan menjadi Dennet sendiri dan apa yang membuatnya berkata seperti itu. Karena bagi saya rasa sepertinya tidak berasal dari pelepasan zat kimiawi dari organ-organ saya saja, dan ini pandangan saya dari saya yang belum pernah mempelajari lebih lanjut mengenai hormon-hormon, tetapi apakah yang telah berhasil mempelajari hormon-hormon dan organ-organ yang mempengaruhi sistem rasa manusia benar-benar menemukan arti dari rasa tersebut. Mungkin sebagai seorang pengamat kita akan menemukan, oh ya, saat kita sedang marah bagian otak yang aktif adalah sebelah sini dan saat sedang sedih adalah sebelah sini, itu jika sebagai seorang pengamat, tetapi sebagai individu yang merasakan mungkinkah kita tahu apakah marah kita berasal dari otak?. Saat kita mengatakan bahwa meja itu hijau dan di iyakan oleh orang lain, apakah yang dirasakan oleh tiap orang itu sama?.









Mungkin makanya perlu menghilangkan semuanya dan sadar secara murni hehe.

Sumber Referensi :
https://www.theguardian.com/science/2015/jan/21/-sp-why-cant-worlds-greatest-minds-solve-mystery-consciousness
http://www.time.com/time/magazine/article/0,9171,1580394,00.html
Consciousness is not a mystery Daniel Dennett[a], Léo Peruzzo Júnior
Author Sekelumit Pandang conciousness



Thursday, November 17, 2016

Teori-Teori Asal-usul manusia

Perdebatan darimana dan kapan manusia modern pertama kali muncul selalu menjadi tujuan utama para ahi-ahli terkait dan semua manusia. Setelah kemunculan penhitungan mutasi molekul terhadap mTDNA yang juga telah saya tulis di artikel lain (bisa dibaca jejak hawa di dalam dna). Di dalam paper yang membahas cara kerja Mtdna tersebut dikatakan sebuah hipotesis dimana manusia modern pertama muncul pertama kali di Afrika di sekitar 200,000 tahun yang lalu. Berdasarkan perhitungan paruh waktu mutasi terhadap sampel mitokondrial para responden di bermacam-macam bangsa. Pengukuran tersebut mengukur dengan menggunakan mitokondrial yang berada di dalam sel, dimana mitokondrial diturunkan dari seorang ibu jadi jejaknya dapat dilacak kebelakang dengan mengunnakan pengukuran rasio permutasiaanya. Dan merujuk kepada bahwa manusia modern yang ada sekarang ini kesemuanya berasal dari sekelompok manusia yang berada di Afrika dan yang mewariskan mitokondrialnya yang kita miliki sekarang ini berasal dari seorang wanita. Oleh karena itu disebut juga sebagai mitokondrial DNA.

Untuk sebuah pembukaan mungkin paragraf diatas dirasa cukup, selanjutnya menelisik kembali ke awal mula yang membuat pondasi ilmiah asal usul manusia. Dimana Charles Darwin dalam bukunya The Decent of Man mengemukakan bahwa manusia pertama kemungkinan berasal dari Afrika, Kenapa para ahli dapat berkata seperti itu?, dan selanjutnya akan dibahas juga mengenai teori out of africa dan juga teori multi regional.

Teori Multiregional

Kemunculan manusia modern dalam teori ini, dikatakan berevolusi secara terpisah di setiap daerah setelah menyebarnya homo erectus ke seluruh dunia, homo erectus ini kemudian berevolusi menjadi homo tipe archaic dan kemudian menjadi homo sapien. Tetapi tetap saja meskipun berevolusi secara terpisah, fossil homo sapien tertua berada di Afrika.
Setelah masuknya ranah biologi molekular dalam ranah pencarian asal usul manusia melalu penghitungan rasio mutasi atau perubahan di dalam sebuah sel, dan dengan analisis dna dan gen. Telah didapati sebuah permasalahan dengan teori multiregional yang ada telah didapati kejanggalan dimana sebelum-sebelumnya telah di anggap banyak khalayak jika kemunculan manusia modern atau homo sapien muncul di banyak tempat di seluruh dunia, homo erectus yang telah menyebar ke seluruh pojokan dunia kemudian berevolusi. Dari penelitian gen sampel manusia berbagai ras ditemui bahwa meskipun secara anatomis kita terlihat sangat berbeda satu sama lain tetapi di dalam dna kita sangat mirip atau bisa dikatakan sangat berhubungan. Jika terjadi evolusi secara terpisah dari homo erectus seperti yang tadi dikatakan maka seharusnya terjadi keberagaman yang amat antar manusia berbeda bangsa ini teteapi yang terjadi seperti yang dikatakan malah sangat mirip satu sama lain.

Teori Out of Afrika

Di teori ini dimunculkan pernyataan jika manusia muncul pertama kali di Afrika dan kemudian menyebar ke seluruh benua menggantikan seluruh manusia-manusia purba yang telah lebih dulu ada. Oleh karena itu keberagaman dna sangat minim karena manusia modern sekarang muncul dari kelompok itu.


Kenapa Afrika dianggap sebagai tempat mula muncul manusia?

Dari beragam sumber yang dibaca dapat dikatakan.
1. Afrika memiliki bukti fossil homo sapien tertua dengan perkiraan tanggalan 200,000 tahun yang lalu.
2. Keberagaman gen karena mutasi terjadi lebih banyak di Afrika daripada di daerah manapun.
3. Fossil yang mnunjukkan transisi ke homo sapien berada hanya di Afrika.

Permasalahan di setiap teori

Di teori multiregional sendiri permasalahan yang disebabkan oleh mithocondrial eve dna ini mengungkapkan masalah, yaitu mengapa manusia yang ada sekarang ini tidak terlalu memiliki banyak sekali keberagaman yang seharunya muncul lebih banyak karena kita berevolusi secara terpisah. Dalam teori multiregional dan sesuai data yang ada bahwa fossil manusia berasal dari afrika dan terjadi evolusi secara terpisah maka, seharusnya mithocondrial dna yang berada di dalam tubuh kita ini tidak mengerucut ke satu orang wanita saja tetapi banyak sekali wanita, lewat penghitungan molecular clock. Jadi karena keberadaan penghitungan mutasi molekul inilah yang membuat tentangan terhadap teori multiregional.
Di teori out of afrika, terdapat kejanggalan juga, seperti ini salah satunya, apabila terjadi penggantian dominasi atau pendudukan apakah tidak terjadi sebuah pertentangan antar dua kelompok tersebut?. Dalam hal mgrasi hewan, tidak ditemui terjadi penggantian pendudukan sebuah daerah dalam waktu cepat, ingat bahwa penggantian populasi di seluruh dunia digantikan oleh homo sapien dalam kurun waktu 200,000 tahun dan itu dalam skala luas tergolong sangat cepat. Dalam arkeologi kurang banyak bukti mumpuni dalam memperlihatkan perpindahan kependudukan ini di banyak tempat.
Jadi antara satu teori dengan teori lainnya tetap terdapat sebuah kelemahan dan pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab teori satu malah terjawab teori lainnya, seperti bagaimana bisa terjadi perpindahan antara homo erectus atau homo archaic menjadi sapien bisa terjadi begitu cepat yaitu dengan menggunakan teori multiregional, kemudian mengenai masalah varietas gen yang bisa dijawab dengan teori out of afrika.

Bahkan masalah penghitungan paruh waktu mutasi molekul ini, juka di dapati terdapat perdebatan dari berbagai pihak. Tetapi mungkin dengan makin canggihnya teknologi kita mengenai gen dan dna lebih intensif dapat ditemukan jalan lebih cerah, dan tidak dilupak gabungan banyak ahli dan banyak data yang ada. Artikel ini untuk pengenalan dan pembuka pemikiran sekaligus diskusi artikel lebih lanjut lagi.


Sumber Referensi:
The Multiregional Evolution of Humans BY ALAN G. THORNE AND MILFORD H. WOLPOFF.
Rethinking Modern Human Origins:Getting out of Out of Africa by JAMES KENDRICK.


Baca juga :

Jejak Hawa di dalam DNA
Misteri Kesadaran Manusia
Misteri Gobekli Tepe

Friday, November 4, 2016

Komposisi Musik Tanpa Musik

Komposisi Musik Tanpa Musik

Musik tanpa musik adalah sesuatu yang pasti sangat asing dan tidak diketahui maksudnya. Tapi musik tanpa musik adalah dan memang dibuat oleh sesorang bernama John Cage dimana dia dengan komposisi musiknya yang berjudul 4’33” yang berisikan sebuah komposisi tanpa not satu pun juga. John Cage dalam membuat komposisi tersebut dan tertuang ke dalam paper, bukan berarti kertas notnya tidak berisi satu tulisanpun atau satu kertas kosong saja. Tetapi oleh John Cage tetap ia buat kotak-kotak dengan garis vertikal tempat not-not balok tersebut berada, hanya didalam kotak tersebut tidak berisikan satupun notasi jadi kotak-kotak not balok tersebut kosong saja. Dan dibagian belakang dia menuliskan sebuah rumus dimana setiap halamannya berwaktu 56 detik jadi untuk orang yang memainkannya setelah 56 detik membalik halaman tersebut padahal dia juga tidak memainkan apapun.

Di dalam sebuah penampilan dari hasil komposisinya, akan ada orang yang bermain piano, kemudian dia duduk dan membuka halaman kertas komposisi Cage tersebut kemudian membuka tuts piano dan tidak melakukan apapun hanya melihat stopwatch untuk mengetahui kapan waktunya membalik halaman kertas dan kapan selesai. Komposisi 4’33” John Cage ini telah ditampilkan dalam berbagai tempat dan tentu saja disetiap penampilan akan terdengar kekosongan yang sunyi. Apa maksud John Cage membuat komposisi ini terkait dengan jalan hidupnya. Tentang dia mempelajari musik-musik dari timur, buddha dan tentang zen.

Diawal-awal

Banyak orang akan tidak menyangka dengan komposisi yang dibuat oleh John Cage ini karena di waktu awal-awal dia mulai membuat komposisi dia selalu menampilkan tema kebisingan

Noise (1937–1942)

Sebenarnya Cage dalam karya-karya awalnya selalu menampilkan lawan dari kesunyian atau keramaian atau kebisingan. Dia selalu mengatakan tentang “for more new sound(unhtuk menambah suara yang ada)”. Mengambil inspirasi dari Luigi Russolo dan para futuris diabad awal ke duapuluh, Cage antusias dalam menggunakan instrumen perkusi sebagai langkahnya untuk memperluas ranah musik termasuk suara yang merefelksikan alam dan budaya industri sekitarnya.

Quiet (1942–1948)

Kemudian saat-saat ketika Cage pindah dari Chicago ke New York untuk mengejar ambisi karirnya, tetapi naas apa yang terjadi disana tidak lah seperti bayangannya tetapi dia tetap tidak menyerah dan mulai belajar dan bergaul kepada seniman-seniman lain mulai dari penulis Ananda Coomaraswamy dan Meister Eckhart dengan musisi Gita Sarabhai yang oleh Cage dikatakan sebagai datang seperti malaikat dari India. Dia mengajari Cage tentang musik India dan hal-hal estetik sebagai ganti ajaran yang diberikan Cage mengenai musik barat. “Tujuan dari musik adalah untuk menenangkan pikiran yang berkecamuk, membuatnya terpengaruh secara emosial” katanya saat mengajar Cage. Kata-kata ini menggerakkan Cage sangat dan menjadi pondasi karyanya. Dan mulai menyadari kalau musik barat sangat sekali terkait dengan materi dan dalam mencari inspirasi karya-karyanya dia selalu mencari suara-suara untuk bahan baru.

"I am frankly embarrassed that most of my musical life has been spent in the search for new materials. The significance of new materials is that they represent, I believe, the incessant desire in our culture to explore the unknown. Before we know the unknown, it inflames our hearts. When we know it, the flame dies down, only to burst forth again at the thought of a new unknown. This desire has found expression in our culture in new materials, because our culture has its faith not in the peaceful center of the spirit but in an ever-hopeful projection onto things of our own desire for completion."

"Aku malu bahwa kebanyakan dari kehidupan musikku telah dihabiskan untuk mencari materi suara baru. Materi yang berjumlah banyak sebagaimana yang direpresentasikan, aku percaya, bahwa kita memili hasrat untuk mencari yang belum diketahui. Sebelum kita mengetahui yang tidak diketahui, hal itu membara dalam hati. Ketika kita mengetahuinya, bara itu mati, dan hanya muncul lagi ketika kita mempunyai pemikiran baru tentang hal yang belum diketahui. Hasrat ini telah tercermin dalam kebudayaan kita yang bersifat materi, karena kebudayaan kita mempunyai kepercayaan bukan di inti dari kedamaian batin tetapi di proyeksi pada harapan yang kita inginkan menyeluruh."

Dalam konteks ini Cage mengatakan bahwa hasratnya yang dia takutkan dianggap absurd “to compose a piece of uninterrupted silence and sell it to the Muzak Co.(Untuk mengkomposisi sebuah kesunyian yang tak dapat diganggu dan menjualnya ke Muzak Co.)” Dan karyanya tersebut rencananya ia namai sebagai Silent Prayer dan Cage sungguh sangat serius dalam membuatnya. Silent prayer adalah sebuah usaha untuk menembut batas dari kebudayaan pertengahan amerika, sebuah langkah untuk membuat kesunyian di kantor, pusat belanja, dan di elevator. Dan memperkenalkan dari keindahan yang datang dari sunyi. Dan akhirnya dia tidak jadi membuat karya ini akhirnya.

Silence (1948–1951)

Dari kata-kata Cage tentang Silent prayer yang menjadi tonggaknya mendalami dunia meusik sunyi ini dia mulai semakin mendalami mengenai kesunyian, alam dan cara menggabungkan itu semua secara komposisi. Musim panas itu, dia membuat sebuah kuliah di Black Mountain dimana dia mengatakan untuk pertama kalinya bahwa suara dan sunyi sama di kedudukan yang sama dalam musik, dan struktur musik harusnya berdasarkan dari durasi karena karakteristik dari bunyi dan sunyi ini. Di dalam musik kata Cage bahwa kesunyian adalah sejumlah waktu yang kosong di dalam sturktur musik, tetapi fase sunyi ini tetap memainkan peran di dalam keseluruhan komposisi musik.

Dari penemuannya tersebut. Kemudian Cage mulai menggali lagi, dengan menemukan kesunyian didalam struktur musik itu dia membuat sebuah komposisi sederhana yang berlandaskan kepada sturuktur kesunyian musik ini. Dan membuat sebuah terobosan dimana antara harmoni satu dan yang lainnya berdiri sendiri-sendiri dan saling berhubungan seperti bertetangga satu sama lain. Dalam penemuannya tersebut, apabila sebuah musik terdapat kesunyian maka seluruh suara yang apapun ada dapat dimasukkan kedalamnya

Sound (1951–1952)

Penemuan Cage dengan kesunyian ini menghasilkan ledakan kreatifitas. Di tahun selanjutnya dia memproduksi musik lebih banyak dari waktu lain dikehidupannya. Kesunyian, yang tersambung dengan kesempatan, bisa memproduksi bermacam-macam . Dan selanjutnya Cage mempunyai proyek ambisius Music of Changes untuk piano, 45 menit musik yang bakal menjadi pekerjaan besarnya. Di semua dimensi yang dimulai dari kesunyian struktur musik dia memasukkan segalanya mulai dari sunyi,suara, ritme, dinamik, densitas, tempo dengan ketenangan, energik, marah, mebentak-bentak dan tajam semuanya ia dapat hubungkan satu sama lain dengan struktur musik sunyinya.

4'33" (1952)

Cara kedua adalah dengan tidak berpikir apa maksudnya, untuk memikirkan tentang konsep sunyi, apakah sebenarnya kesunyian itu benar-benar ada, filosofi yang terlihat dari saeorang komposer membuat sebuah karya yang tanpa sebuah suara pun, sunyi yang dikomposeri ini adalah sebuah metafora dari banyak hal, pengaruh politik yang berada di dalam panggung. Banyak pikiran kita muncul dari 4’33” ini yang dapat kita ambil, tetapi dari semuanya dapat diambil sebagai begini, tentang sunyi, tentang musik, tentang komposer, tentang penampilan dan penonotn dan lain sebagainya.

Sebagai seorang komposer Cage tidak mengalami pengalaman sebagai seorang pendengar. Apa yang dirasakan seorang Cage dari potongan sunyi ini berbeda dengan para pendengar tentunya, apa yang membuatnya menaruhnya dan pengalaman serta perasaanya tidak terbaca maksudnya oleh para pendengar. Tetapi Cage disini mencoba untuk making for accepting dengan begitu para pendengar akan merasakannya menurut perasaany sendiri-sendiri. Tetapi sebagaimana dapat dilihat, tentu saja hal sunyi ini juga membuat banyak orang berpikir dua kali apakah ingin mendengarkannya atau bahkan mungkin mengacuhkannya.

Bisa dikatakan seperti ini, apa yang terdengar dari kesunyian ini adalah suara kita sendiri dimana Cage memberikan waktu kepada para pendengarnya, waktu untuk berpikir dan mendengarkan diri sendiri tentang apapun yang muncul entah penghujatan atau kekaguman. Dan seperti pengalaman Cage yang mempengaruhi pemikirannya dimana dari pembelajaran Buddha bahwa realitas dapat dipandang dengan dua cara, yang pertama adalah realitas dengan bentuk dan warna dan yang kedua adalah realitas tanpa bentuk dan warna.

Karyanya ini tidak saja diperdengarkan di khalayak panggung saja tetapi not-not musiknya dan midi, dan mp3 nya juga diperjualkan. Dan tentu saja tetap ada yang membelinya. Bukan berarti mereka yang membeli 4’33” tersebut membeli kekosongan belaka, mereka semuaa yang membelinya, membeli sebuah ide atau gagasan John Cage mengenai kesunyian. Konsep yang ingin diperkenalkan John Cage kepada khalayak dan yang ia pelajari dari ilmu timur bahwa selain materi kita memerlukan sebuah kesunyian agar kita berpikir dan tidak terbakar yang kemudian menjadi abu yang tidak akan menyala lagi.

Baca juga : Misteri kesadaran Manusia