Pada tahun 1945, sebuah kapal Amerika telah ditenggelamkan
oleh kapal selam Jepang, tetapi tenggelamnya kapal tersebut hanyalah awal mula
dari mimpi buruk orang-orang yang berhasil selamat.
Awak kapal yang berhasil selamat dan dirawat di teluk Guam
USS Indianapolis telah
mengirimkan komponen paling krusial yang dibutuhkan operasi pertama bom atom ke
pangkalan laut di pulau Tinian Samudera Pasifik, Tanggal 6 Agustus 1945,
senjata tersebut akan digunakan di Hiroshima. Tetapi pada tanggal 28 Juli,
kapal Indianapolis yang berlayar dari teluk Guam, tanpa kawalan, bertemu dengan
USS Idaho di teluk Leyte di daerah Filipina yang sedang mempersiapkan invasi ke
Jepang.
Hari selanjutnya sangatlah
tenang, dengan kapal Indianapolis berlayar dengan kecepatan 17 knot melewati
samudera luas Pasifik. Ketika matahari terbenam, para awak kapal sedang bermain
kartu dan ada yang membaca buku, ada juga yang berbicara dengan pendeta kapal,
Bapa Thomas Conway.
Baca Juga :
Saat matahari telah terbit di
tanggal 30 Juli, orang ang berhasil selamat masih terjebak di laut. Rakit-rakit
berserakan mencari awak kapal lain yang masih selamat. Dan banyak juga awak
kapal yang selamat tidak memakai pelampung dan mereka mencari-cari pelampung
milik awak kapal yang sudah meninggal. Kemudian mereka mulai berkumpul
membentuk grup di perairan terbuka. Sebentar lagi mereka akan merasakan
kepanasan, dehidrasi dan juga ancaman hiu.
Hewan-hewan banyak yang
tertarik akibat suara ledakan, kapal yang tenggelam dan darah di air. Laporan
dari para awak kapal yang selamat mengatakan bahwa hiu lebih suka menyerang
mereka yang masih hidup dan berada di permukaan air. Di malam pertama, hiu
fokus pada mayat yang masih mengapung. Tetapi awak kapal yang masih hidup
bergerak terus menerus malah menarik hiu-hiu tersebut karena hiu dapat
merasakan gerakan dari jarak ratusan yard, karena mereka memiliki reseptor
dalam tubuh mereka untuk mengetahui perubahan tekanan dan pergerakan di dalam
air.
Hiu-hiu itu sama saja dengan diberi makan selama berhari-hari,
dengan tidak adanya tanda penyelamatan. Intel dari marinir telah mengartikan
pesan dari kapal selam Jepang yang telah menembakkan torpedonya ke Indianapolis
dan menceritakan bagaimana kapal Amerika itu dapat tenggelam, tetapi pesan
tersebut diartikan para marinir sebagai tipuan untuk membuat marinir itu
langsung kesana dengan perahu penyelamat yang mereka pikir adalah sebuah
sergapan. Sementara para awak kapal yang masih hidup mengetahui bahwa mereka
lebih baik berada di tengah-tengah kelompok karena orang yang berada di
pinggiran atau malah sendirian sangat rentan terhadap hiu.
Setelah beberapa hari
terlewati, banyak awak kapal yang masih hidup menderitakan dehidrasi dan
kepanasan atau malah halusinasi yang membuat mereka meminum air laut di sekitar
mereka yang berarti akan membuat mereka keracunan karena garam. Mereka yang
sudah sangat kehausan jatuh kedalam kegilaan dan sering kali malah juga menjadi
ancaman para awak kapal yang masih selamat lainnya, banyak awak kapal yang
sudah gila menarik turun kawannya agar tenggelam bersama mereka, sementara
hiu-hiu berputaran di bawah mereka.
Saat jam 11 siang di hari
keempat di dalam air, sebuah pesawat marinir terbang diatas awak kapal yang
telah selamat dan kemudian mengirimkan pesan radio ke yang lainnya untuk
meminta bantuan. Dalam beberapa jam, pesawat lain yang di komandoi oleh Letnan
Adrian Marks, kembali ke tempat itu untuk menjatuhkan alat-alat survival dan
rakit. Ketika Marks melihat bahwa orang-orang itu diserang oleh hiu, dia tidak
mematuhi perintah atasannya dan mendarat di air itu, dan mulai menaikkan yang
terluka ke pesawatnya karena mereka paling berisiko. Saat mulai malam, USS
Doyle datang di tempat itu dan membantuk menaikkan awak kapal lainnya dari air.
Dari awak kapal Indianapolis yang sebelumnya adalah 1196 orang, hanya tersisa
317 orang. Dan di perkirakan bahwa yang meninggal karena serangan hiu sebesar
150 orang, sangat sulit untuk dipastikan. Tetapi bagaimanapun tenggelamannya
Indianapolis adalah salah satu sejarah bencana kemaritiman terburuk.
Sumber