Saturday, October 29, 2016

Bukti Jejak Hawa Istri Adam di DNA

Manusia telah sedari dulu mencari tahu asal muasal keberadaannya yang sekarang. Mulai dari mitos-mitos penciptaan Adam dan Hawa, Prometheus dan para manusia primitif, manusia dari lumpur sungai Kuning, dan kemudian ada paper yang di kemukakan oleh Charles Darwin yang berjudul The Decent of Man yang sebagai seorang naturalis dia mengungkapkan sebuah teori baru yang sebelumnya belum pernah dibahas, bahwa manusia modern sekarang berasal dari satu turunan. Tentu disaat itu papernya tersebut mendapat kecaman banyak pihak tetapi karena kemajuan jaman mau tak mau akhirnya terpakai dan di akui sebagai pembuka jalan baru untuk mencari asal muasal manusia. Bukan berarti mengesampingkan kepercayaan-kepercayaan akan mitos-mitos yang diatas. Tetapi karena ilmiah telah mendominasi di abad ini dan telah terbuktikan oleh jalannya sendiri maka cara tersebut digunakan.

Tetapi disini saya tidak membahas perihal pembukaan pendek tadi, tetapi para ilmuwan sekarang yang telah melanjutkan cara kerja Charles Darwin tersebut kemudian berbondong-bondong mengumulkan peninggalan-peninggalan di masa lampau, tulang, artefak, segala jenis kapak dan lain sebagainya untuk membuat sebuah kumpulan data yang dengan metode-metode tertentu kemudian di teorikan. Dari data-data yang terkumpul, saya persempit disini mengenai asal muasal manusia dan jejak yang paling kentara dari yang ditinggalkannya adalah tulang belulang, mereka berhasil menciptakan sebuah pohon silsilah yang menuju ke puncak dimana kita berasal. Tetapi meskipun data dari bedekade-dekade yang telah dihabiskan tersebut tidaklah sempurna karena masih banyak lagi yang harus dicari, dari penemuan disini menelurkan teori disini, penemuan disana menelurkan teori disana dan kemudian berbenturan membantah satu sama lain. Tetapi tidaklahmengapa karena begitulah caranya bekerja. Bahkan apa yang dipaparkan disini pun demikian adanya belum sepenuhnya benar.


Baca juga : 

Teori Asal usul manusia

Alat Batu yang Dibuat oleh Para Monyet Ini membuat kita mempertanyakan keistimewaan kita

Tanaman sepagai rekan perjalanan panjang sejarah manusia


Penemuan sebuah Mitochondrial Dna

Di tahun 1987, sebuah paper yang dikeluarkan di Nature oleh C.Wilson, Martin Stoneking dan Cann berjudul “Mithocondrial Eve and Human Evolution” yang berisi penelitian di Universitas Biokimia Berkeley, mengambil sampel dna dari 147 partisipan dengan berbagai macam keunikan ras. Memberanikan diri mengatakan "menjawab masalah yang telah dipermasalahkan oleh para anthropolog berdekade-dekade lamanya". Seperti kapan dan dimana manusia modern pertama kali muncul, dan apakah tipe-tipe manusia archaic adalah tipe manusia sebelum berevolusi menjadi homo sapien?. Mereka dalam paper tersebut menjawab dengan jalan yang tidak ditempuh oleh para anthropolog biasanya, mereka dengan menguraikan dna sampel dari partisipan mencoba menguak darima dan kapan manusia modern pertama muncul.

Apakah itu Mithocondrial DNA?

Sains mengenai bio molekular telah begitu berkembang. Dan dapat memberikan akses untuk dapat lebih meneliti secara luas mengenai materi genetik. Wilson membuka jalan untuk menguak lebih dalam mengenai asal-usul manusia dengan jalan membedah mithocondrial dna di manusia.

Meskipun materi genetik di dalam sel terdapat di dalam nucleus, dalam jumlah yang kecil juga terdapat di dalam mithocondria, sebuah organel yang bertanggung jawab mengenai metabolisme. Sperma mamalia memang mengandung mithocondria tetapi di keluarkan atau tidak diterima ketika memasuki sel telur atau ovum. Setiap bayi yang lahir selalu mewarisi nucleus dengan pembagian yang seimbang antara ayah dan ibu, tetapi untuk kasus mithocondria hanya berasal dari ibu saja. Karena mithocondria hanya diturunkan dari ibu saja, maka bisa di lacak dari ibu, ke nenek dan ke buyut dan seterusnya. Cara itu menawarkan sebuah metode yang bersih untuk merekontruksi pola perkembangan molekulnya. Di lain pihak, pencampuran nucleus antara pewarisan dari milik pihak ayah dan ibu membuat kabur observasi apabila semakin kebelakangnya waktu pelacakan.

Kemudian, mithocondrial dna menawarkan penghitungan molekul yang lebih sensitif untuk mengukur jarak genetis antar individu. Para ahli biologi meolekul sering mengukur kedekatan genetis antar individu dengan menghitung dari jumlah mutasi yang membuat mereka terpisah. Karena mithocondrial DNA bermutasi lima sampai sepuluh kali lebih cepat dari Nucleus DNA, hal itu memberikan rekaman jalur lebih pendek selama waktu berevolusi. Asumsi paling penting disini, adalah tentu, di rata-rata peristiwa mutasi terjadi secara konstan, jumlah mutasi yang secara spesifik telah terhitung lalu bisa dihubungkan dengan waktu yang lebih spesifik. Karena awal mula manusia modern dulu dianggap sekitar 50,000 tahun yang lalu, menurut Wilson dan kawan-kawannya, dengan menggunakan mithocondrial DNA penghitungan tersebut dapat menjadi lebih spesifik dan jelas. Dilansir dari majalah Nature tahun 1987. Jadi ingat terlebih dahulu saya menulis ini berasal dari data saat penggunaan dan penelitian mithocondrial di tahun 1987 jadi dipastikan di saat ini data-data yang ada sekarang bakalan lebih spesifik, tetapi karena saya ingin memperkenalkan pada anda semua mengenai mithocondrial DNA dan dari sejarah penggunaannya dan yang membuatnya terkenal.
Jadi mereka, Wilson dkk menawarkan cara baru untuk mengetahui asal mula manusia melalui mithocondrial DNA, dan juga membuat sebuah hal yang menantang temuan-temuan para arkeolog selama berabad dan berdake.Tetapi belum berarti apa yang dikemukakan Wilson ditelan mentah-mentah oleh para ahli karena banyak sekali pro dan kontranya, tetapi dapat dikatakan seperti ini mereka membuka sebuah jalan baru untuk lebih mengetahui asal muasal kita... manusia.

Hawa, seorang ibu yang beruntung?


Seperti yang tertutur diatas, mithocondrial DNA berasal dari seorang ibu, kemudian diturunkan oleh ibu dari ibu tersebut dan seterusnya, dan kesemuanya sama seperti itu. Berarti semuanya berasal dari satu orang, orang yang sama yang menjadi ibu kita. Dan itu yang menarik sekaligus kontroversial. Hawa apakah memang benar-benar ada?. Tetapi jangan ditelaah bahwa hanya terdapat satu hawa saja karena menurut perkataan paper yang saya baca begini, jadi saat itu tidak hanya ada satu orang wanita saja tetapi bisa dibilang cuman satu wanita saja yang berhasil mengantarkan mithocondrial DNA nya sampai ke kita sekarang ini. Makanya karena itu oleh wilson ibu ini dipanggil hawa, dan mithocondrial juga dapat kebagian penamaan dengan penamaan mithocondrial eve (hawa). Tetapi tetap juga terjadi pro dan kontra yang terjadi dengan hal itu.

Tidak menampik akan teteapi, mithocondrial ini sangat begitu merubah wajah penelitain-penelitian saat ini. Ada kutipan seperti ini “data-data dari biologi molekular dengan data-data arkeologi telah menjadi perdebatan dan pertentangan panas di dunia antropologi”. Tidak mengapa karena bakal seperti itu, dan kita tidak akan lelah mencari. Bukan kontrovesi ibu beruntung atau hawa itu saja, tetapi dengan teori-teori yang ada perihal teori asal mula manusia modern berasal dari afrika atau dari daerah lain di dunia ini. Nanti saya akan menjelaskan di lain waktu perihal out-of africa theory dan multiregional theory ( di Teori Asal usul manusia), dan bertempat dimana hiphothesis mithocondrial dna berpihak. Dan ada beberapa literatur yang menyebutkan jejak adam di tubuh kita ini, tetapi jangan dulu menafsirkan secara harfiah karena saya belum mencari secara lebih, seperti tulisan ini yang mungkin masih perlu ada yang ditambahi, cukup degan komentar.
















No comments:

Post a Comment